Sering kali orang-orang menganggap penderita gangguan/penyakit mental
adalah orang gila yang tidak mempunyai kemampuan berpikir jernih, membahayakan,
dan harus dihindari. Tapi jika kita mendalami ilmu psikiatri, kita akan
menemukan gangguan mental yang aneh, langka, tak lazim, dan sedikit dari
manusia yang ada di dunia mengalaminya.
Penderita gangguan/penyakit mental ini justru dapat berbaur dan
bersosialisasi dengan baik, bisa berpikir jernih, dan tidak membahayakan. Gangguan/penyakit
mental atau sindrom ini biasanya timbul dari efek trauma yang mendalam atau
cedera otak. Sejauh ini, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit mental.
Yang biasa diberikan oleh para psikiatris adalah obat penenang. Hal yang
dilakukan oleh para psikiatris untuk menyembuhkan penyakit mental adalah dengan
terapi. Terapi yang tentunya harus berjalan teratur dan membutuhkan waktu yang
lama untuk mengembalikan kondisi mental penderita menjadi normal.
Berikut, beberapa gangguan/penyakit mental yang diteliti oleh para ahli.
1. Syndrome Aksen Bahasa Asing
Adalah bicara mendadak yang menyebabkan perubahan dalam pola
bicara, intonasi dan pelafalan, berbicara dengan aksen ‘asing’. Sindrom ini
biasanya hasil dari trauma parah pada otak, seperti stroke atau cedera kepala,
dan biasanya berkembang dalam waktu satu atau dua tahun setelah cedera. Dari 50
sampai 60 kasus yang telah diverifikasi sejak 1941, hanya beberapa penderita
dari sindrom ini yang sukses kembali bicara normal lewat terapi.
2. Stockholm Syndrome
Sindrom ini biasa di derita oleh para korban penyanderaan. Apa yang
terjadi dalam hal ini adalah, korban entah bagaimana justru mengembangkan rasa
keterikatan, loyalitas dan peduli terhadap penyandera atau penculik. Ketimbang
dendam terhadap penyandera, si korban malah bersikap loyal terhadap penyandera.
Para korban mengalami ikatan emosional dengan para penyandera dan kerap
berusaha melindungi penyandera dari sergapan aparat. Sindrom ini juga kerap
diderita oleh para korban pemerkosaan, penculikan atau anak korban kekerasan
seksual. Entah bagaimana, orang-orang yang terkena gangguan ini justru mematuhi
pelakunya. Sindrom ini pertama kali di amati pada para koban penyanderaan di
sebuah bank di Stockholm, Swedia,
pada tahun 1973. Setelah enam hari disandera, para korban malah berbalik
membela para penyanderanya.
3. Lima Syndrome
Sindrom Lima adalah gangguan psikologis langka yang ditandai dengan
menginduksi ciri-ciri perilaku pada orang yang diculik atau disandera. Gangguan
ini berlawanan dengan Sindrom Stockholm. Di sini, penculik atau penyandera
mengembangkan rasa simpati dan keterikatan terhadap korban.
4. Alien Hand Syndrome
Juga dikenal sebagai Dr Strangelove Syndrome. AHS adalah Neurological Disorder
yang membuat korban merasa dia telah kehilangan kontrol dari salah satu
tangannya. Dalam kasus ekstrim, telah dilaporkan melakukan pergulatan dengan
tangan mereka sendiri, dan bahkan ketika saat tidur. Tangan asing sindrom ini
disebabkan oleh trauma ke otak dan gejalanya dapat diobati, walaupun kondisi
itu sendiri tidak menyembuhkan.
5. Jumping Frenchmen dari Maine
Pertama kali diamati pada seorang penebang kayu Perancis-Kanada di
wilayah Danau Moosehead Maine di tahun 1878. Dilaporkan karena dengan tiba-tiba
mengeluarkan suara keras, menjerit, dilakukan secara reflek mereka akan melakukannya
tanpa pertanyaan. Diyakini karena kondisi genetik disebabkan oleh kurangnya
asam amino yang menenangkan sistem saraf pusat.
6. Stendhal Syndrome
Kondisi ini terbilang aneh karena seseorang yang memiliki penyakit ini
akan menderita jika melihat karya seni yang indah. Dalam waktu singkat orang
tersebut akan mengalami pusing, jantung berdetak cepat, kebingungan dan
halusinasi. Sensasi yang besar bisa berasal dari keindahan luar biasa dari
salah satu bagian dari seni tertentu atau dari banyaknya seni dalam satu lokasi.
Penamaan penyakit ini diambil dari nama penulis Perancis, Stendhal (nama
samaran Henri-Marie Beyle), yang menggambarkan pengalamannya selama
kunjungannya ke Florence, Italia pada tahun 1817 dalam bukunya Naples and Florence: A Journey from Milan to
Reggio. Stendhal mengungkapkan pengalamannya saat melihat benda-benda seni
di Florence. Penyakit ini diteliti pertama kali oleh Psikiatris Italia,
Graziella Magherini, pada tahun 1979. Ia mengamati 100 orang turis asing yang
mengalami gejala yang sama dengan Stendhal saat mengunjungi Florence, Italia.
7. Capgras Delusion (Capgras Syndrome)
Capgras Syndrome adalah suatu kelainan di mana seseorang mengalami
delusi keyakinan bahwa seorang teman, pasangan, orang tua atau anggota keluarga
dekat yang lain, telah digantikan oleh orang lain. Beberapa dari penderita ini
bahkan ada yang merefleksikan diri sendiri. Capgras Syndrome digolongkan
sebagai sindrom misidentification delusion, suatu keyakinan delusional yang
melibatkan salah mengidentifikasi orang, tempat atau benda. Gejala ini umum
dijumpai pada penderita schizophrenia, pengguna narkoba, mantan penderita stoke
atau orang yang pernah mengalami cedera otak. Sindrom ini dapat terjadi secara
akut, temporer, atau kronis. Tambahan pengetahuan, nama sindrom ini diambil
dari penemunya, Jean Marie Joseph Capgras, psikiater Perancis dan Reboul-Lachaux
pada tahun 1923.
8. Walking Corpse Syndrome
Gangguan psikologis ini tidak biasa dan aneh, sindrom mayat berjalan.
Seperti namanya, orang yang terkena gangguan neuropsikiatri ini hidup dengan
keyakinan bahwa organ-organ internal mereka hilang, atau jiwa mereka telah
dihilangkan dari tubuh mereka sehingga mereka menganggap diri mereka mati atau
tidak ada. Menurut pernyataan yang dibuat oleh beberapa orang, mereka bahkan
percaya bahwa tubuh mereka membusuk dengan bau menyengat layaknya seperti orang
mati. Mereka menganggap diri mereka seperti zombie. Sindrom ini dapat di
sembuhkan dengan terapi yang baik.
9. Munchausen Syndrome
Masalah medis yang langka ini adalah tentang keinginan obsesif untuk
menarik simpati dan perhatian orang lain. Dan untuk memenuhi kebutuhan ini,
pasien berpura-pura menderita gejala penyakit, atau memperburuk penyakitnya. Pasien
mengembangkan sikap melebih-lebihkan ketidaknyamanannya, dan dalam beberapa
kasus, bahkan dapat menyebabkan cedera atau sakit untuk mendapatkan perhatian
sepenuhnya dari orang lain, terutama tenaga medis. Dalam kebanyakan kasus,
cedera atau sakit pasien yang terus membuat bingung akan merugikan diri
sendiri.
10. Exploding Head Syndrome
Berbicara tentang suatu kondisi yang satu ini sangat tidak menyenangkan
bagi penderitanya. Hal ini dikenal dengan istilah ‘sindrom kepala meledak’. Orang
yang didiagnosis dengan gangguan medis ini, mengeluh adanya ‘keributan’ yang
tampaknya berasal dari dalam kepala mereka. Meskipun ini mungkin terjadi kapan
saja selama jam non-tidur, cenderung umum terjadi selama tidur. Suara
‘keributan’ bagi sebagian penderitanya mungkin berupa ledakan bom keras,
sedangkan untuk beberapa, mungkin raungan atau jeritan. Perasaan ini dapat
menimbulkan ketakutan atau membuat penderitanya kehilangan kesadaran. Penyakit
ini lebih banyak diderita oleh wanita. Walapun belum diketahui penyebabnya,
penyakit ini diduga muncul akibat stress dan kelelahan.
11. Alice in Wonderland Syndrome (AIWS)
Sindrom Alice in Wonderland atau mikropsia adalah keadaan disorientasi
saraf yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia. Penderita sindrom ini
akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia, hewan, objek tak
bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek yang dipersepsi
muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan. Misalnya, seorang
penderita melihat kucing peliharaannya menjadi sekecil tikus. Tanda ini disebut
juga Penglihatan Lilliput atau Halusinasi Lilliput, yang istilahnya diambil
dari orang-orang pendek pada Gulliver’s Travels oleh Jonathan Swift. Tanda ini
hanya berpengaruh pada persepsi saja, tidak pada mekanika mata. Persepsi
dipengaruhi oleh interpretasi otak terhadap informasi yang didapat dari mata.
Sindrom ini berhubungan dengan sakit kepala migrain. Sindrom Alice in Wonderland
ini dapat menjadi gejala utama dari mononukleosis atau dapat menyebabkan
epilepsi sebagian kompleks. dan akibat obat psikoaktif. Nama sindrom ini
diambil dari kisah Alice in Wonderland, karya Lewis Carroll. Dalam kisah itu,
Alice mengalami situasi yang mirip mikropsia dan makropsia.
12. Sindrom Siswa Kedokteran
Sindrom siswa kedokteran adalah sindrom yang bersifat sementara,
tanpa asalan seperti kondisi mental yang membuat siswa kedokteran sehingga
mereka percaya bahwa mereka menderita penyakit yang mereka sedang
pelajari. Oleh beberapa laporan, sampai 80% dari siswa mengalami hal ini.
13. Moebius Syndrome
Moebius Syndrome adalah ketidakmampuan para penderita untuk membentuk
ekspresi wajah, penderita tidak dapat memindahkan otot wajah mereka, yang
berarti mereka tidak bisa tersenyum, mengkerut, atau bahkan berkedip. Mereka
juga tidak dapat memindahkan wajah mereka dari sisi ke sisi dan mengalami
kesulitan menelan.
14. Trichotillomania
Merupakan kelainan kontrol impuls. Penderita kelainan ini terdorong
untuk mencabuti rambut yang tumbuh di tubuhnya sendiri. Misalnya, rambut pada
kepala, hidung, ketiak atau kaki . Kelainan ini disebabkan karena kelainan
serotonin dan dopamine pada otak. Penderita kelainan ini tidak menyadari apa
yang mereka lakukan sehingga, kelainan ini dapat dikurangi dengan melakukan
pelatihan perilaku (Habit Reversal Training).
15. Cotard's Syndrome
Penderita sindrom ini sering merasa bahwa dirinya telah meninggal dunia
atau pada dasarnya tidak tercipta di dunia ini. Penderita sindrom ini juga
dapat saja merasakan bahwa ia sedang kehilangan darah atau organ-organ dalam
tubuhnya. Cotard's Syndrome adalah salah satu kelainan neuropsychiatric yang
langka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, sindrom ini dapat muncul akibat
menderita depresi. Sindrom ini diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu, Jules
Cotard. Pada tahun 1880, Jules Cotard mengangkat kasus dari salah seorang
pasiennya, yang mengingkari sebagian anggota tubuhnya (misalnya; ia mengaku
bahwa ia tidak mengenal anggota tubuh yang disebut dengan tangan) dan mengklaim
bahwa dirinya tidak butuh makan.
16. Sexsomnia
Sexsomnia adalah tidur yang mengendalikan dirinya. Sangat mirip
sleepwalking, tetapi yang ini adalah memaksa penderita untuk melakukan
aktivitas seksual saat tidur. Diidentifikasi pada tahun 2003, seorang penderita
sexsomnia telah dibebaskan dari menjadi terdakwa yang dituduh karena
penyerangan seksual di Inggris dan Kanada.
17. Insomnia Fatal Karena Keturunan
Adalah keturunan genetik tidur, biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun.
Otak penderita kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tidur, sakit mental –
termasuk phobia, kepanikan, paranoid, pendek akal dan sering berhalusinasi
disatukan menjadi satu, dalam enam bulan sampai tiga tahun setelah serangan.
Bisa berakibat sangat fatal hingga meninggal, hingga sekarang belum ada obat
penangkalnya.
18. Bawaan Kekurangpekaan Atas Rasa Sakit
Orang dengan kelainan karena kekurangpekaan tidak dapat merasakan sakit
fisik. Biasanya disebabkan oleh mutasi dari generasi yang berhubungan dengan
transmisi rasa sakit pada tubuh. Dengan demikian, mereka lebih rentan terhadap
kematian oleh trauma, karena mereka mungkin tidak menyadari luasnya kerusakan
yang dilakukan untuk badan mereka sendiri. Ada sekitar 100 kasus didokumentasikan
di Amerika Serikat.
19. Werewolf Syndrome
Hypertrichosis, atau Werewolf Syndrome, adalah kondisi medis yang
berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan rambut pada tubuh, termasuk wajah. Hanya ada 50 kasus yang didokumentasikan,
dan umumnya memperoleh melalui warisan genetik. Pada tahun 2008, para ilmuwan
di Universitas Columbia menemukan bahwa sebuah suntikan yang signifikan
testosterone membantu dalam jangka panjang rambut yang tumbuh pada penderita sedikit
demi sedikit berkurang.
20. Kleptomania
Kelainan ini cukup populer di Indonesia. Penyakit ini muncul akibat
kelainan serotonin pada otak. Penderita penyakit ini umumnya wanita. Penderita
penyakit ini sulit mengendalikan diri untuk tidak mengambil barang miliki orang
lain atau dari toko. Tetapi penderita penyakit ini bisa dibedakan dari pencuri
biasa karena, barang-barang yang diambilnya adalah barang-barang yang tidak
berharga seperti, penjepit kertas, tisu, peniti dan lain-lain. Kelainan ini
dapat diobati dengan melakukan Cognitive-Behavioral Therapy.
21. Pica
Penyakit ini mendorong penderitanya untuk memakan barang-barang yang
umumnya tidak dianggap makanan misalnya tanah, baru, kapur, kertas, korek api
dll. Penderita Pica juga terdorong untuk mengkonsumsi bahan-bahan pembuat
makanan yang masih mentah misalnya tepung, bawang mentah dll. Sejumlah ahli
menduga bahwa, Pica disebabkan karena kekurangan mineral tertentu tetapi,
dugaan ini belum dapat dibuktikan secara kuat.
22. Genital Retraction Syndrome
Sindrom ini menyebabkan penderitanya menjadi panik. Pria penderita
penyakit ini merasa bahwa penisnya menyusut hingga akhirnya menghilang karena
masuk ke dalam pinggulnya. Wanita penderita sindrom ini akan merasa bahwa
payudaranya mengecil dan berangsur-angsur menjadi rata. Beberapa penderita
bahkan merasa bahwa dirinya telah menjadi korban guna-guna, atau tenung.
23. Jerussalem Syndrome
Sindrom ini adalah salah satu jenis religious psychosis yang muncul
setelah mengunjungi Jerussalem. Penderita sindrom ini merasa bahwa dirinya
adalah seorang nabi yang diutus oleh Tuhan. Akibatnya, mereka berusaha
mendakwahkan ajaran-ajaran mereka yang diklaim berasal dari Tuhan. Mereka
sering menuduh orang lain sebagai pendosa yang harus melakukan pertobatan
dengan tuntunan mereka. Sindrom ini biasanya muncul setelah beberapa minggu
meninggalkan Jerussalem.
24. Reactive Attachment Disorder
Masalah psikologis ini, meskipun jarang terjadi, tetap menjadi perhatian
serius bagi orang yang terkena. Hal ini ditandai dengan bayi dan anak-anak
dimana tidak mampu mengatur atau membangun hubungan dengan orang tua atau
pengasuh, yang dapat dianggap sebagai hubungan sehat. Seiring waktu, dan tanpa
pengobatan, kondisi kronis ini menyebabkan anak terpengaruh untuk mengabaikan
kebutuhan untuk membangun ikatan penuh cinta dan peduli dengan orang lain juga.
Akibatnya pada anak akan merasa diabaikan dan dilecehkan, yang akhirnya
mempengaruhi otaknya berkembang, dan merusak kualitas hidupnya.
25. Paramnesia Reduplicative
Paramnesia sering disebut sebagai ingatan palsu, yakni terjadinya distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya. Dapat disebabkan oleh faktor organik di otak, misalnya pada demensia. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya pada gangguan disosiasi. Beberapa jenis Paramnesia, antara lain:
Konfabulasi adalah ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa
terjadi pada orang dengan demensia.
Deja
Vu adalah suatu ingatan palsu terhadap
pengalaman baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi baru yang sesungguhnya
belum pernah dikenalnya.
Jamais
Vu adalah kebalikan dari Deja Vu, yaitu merasa asing
terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.
Hiperamnesia adalah ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman.
Screen
Memory adalah secara sadar menutupi ingatan akan
pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat
ditoleransi.
Letologika adalah ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan kata kata
yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim terjadi pada proses
penuaan atau pada stadium awal dari demensia.
Gangguan mental diatas menarik untuk diteliti oleh para dokter ahli.
Sudah sangat lama gangguan mental diteliti sejak kemunculannya diketahui satu
persatu. Tapi nampaknya, sampai sekarang gangguan mental diatas masih belum
dapat dimengerti dan dipahami. Pengobatan yang tepat untuk penderita gangguan
mental diatas, sampai sekarang sepertinya hanya terapi. Terapi yang dilakukan
oleh para ahli. Penderita yang mengalami gangguan mental diatas tidak sebanyak
penderita bipolar ataupun skizofrenia, tapi tetap saja sungguh tidak
menyenangkan menemui orang-orang disekitar kita mengalami sindrom-sindrom
tersebut, kan?
Artikel ini didapat dari berbagai sumber.
Love, Kiki.