Rabu, 10 Juni 2015

Midnight Sun


Akhir-akhir ini gue jatuh cinta lagi sama Edward Cullen. You know who, right? Si vampir tampan dari film The Twilight Saga. Setelah sekian lama gak nonton The Twilight Saga, dan lupa sama Edward, itu karena posisi nya tergantikan sama tokoh-tokoh novel yang sering gue baca buat abisin waktu luang liburan. Sosok tampan Edward Cullen berhasil mengalihkan perhatian gue dari si arogan Mr. Darcy dari Pride and Prejudice dan si sinis Alex Hirano dari Sunshine Becomes You.

Awal mulanya, gue lagi cari-cari e-book novel nya Ilana Tan. Dan ada di blog mana entah, mereka punya e-book novel terjemahan. Gak banyak sih, cuma novel-novel terkenal aja, Harry Potter Series, The Lord Of The Rings Series, Vampire Academy, sama Twilight Series. Pas cek ke bagian Twilight Series, dibagian akhir ada Midnight Sun. Nah kan gue bingung, setau gue gak ada novel lain setelah Breaking Dawn. Gue download Midnight Sun-nya. Mungkin banyak yang belum tau, tentang series Midnight Sun. Twilight Series yang kita tau secara umum itu, Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn.



Nah, Midnight Sun ini bukan lanjutan dari Breaking Dawn, tapi versi lainnya dari Twilight (Series Pertama). Perbedaannya di point of view atau sudut pandang nya. Di novel Twilight, menggunakan sudut pandang dari si tokoh utama perempuan, yaitu Bella Swan. Dan di novel Midnight Sun, menggunakan sudut pandang dari vampire tampan kita, Edward Cullen. Dan series Midnight Sun ini, gak pernah diterbitin dalam bentuk novel cetak. Series ini bisa kita baca dalam bentuk draft di blog nya Stephenie Meyer. Tapi sayang, cuma sampai di bab 12. Dan gak di lanjutin lagi. Soalnya, ada penggemar-penggemar Twilight Series, yang membocorkan ke akun nya masing-masing, entah di blog atau dibuat versi pdf. Dan juga mereka menerjemahkan draft ini secara manual ke bahasa nya masing-masing. Ini yang membuat Stephenie Meyer menstop kelanjutan dari Midnight Sun. Yah, sebagai penggemar yang terlanjur jatuh cinta sama Midnight Sun, kita cuma bisa gigit jari. Dan mengharapkan kebaikan hati penulis kita untuk melanjutkan Twilight versi Edward ini. Nah, karena sudah terlanjur bocor di internet, maka Stephenie Meyer memperbolehkan siapapun untuk mendownload draft Midnight Sun. Tapi sudah di ingatkan sama Meyer, kalo series ini masih dalam bentuk draft. Jadi kemungkinan akan ada typo, salah kata, atau double kata.



Gak susah buat bandingin antara Twilight dan Midnight Sun. Alur nya tentu aja gak berbeda. Tapi menurut gue, Midnight Sun is better than Twilight. Why? Karena di Midnight Sun ini, kalian bisa ikut ngerasain gimana tersiksa nya Edward ketika pertama kali mencium aroma darah Bella Swan. Di Midnight Sun, di jabarin gimana cara nya Edward mengatasi rasa hausnya terhadap darah Bella. Gimana merana nya Edward menjauh dari Bella dan berusaha untuk gak menyakiti Bella Swan. Dan gimana rasa frustasi nya Edward karena gak bisa baca pikiran Bella.


-----  “Aromanya langsung menghantamku dengan keras, seperti pendobrak yang tak kenal ampun. Tidak ada gambaran kekejian yang mampu mendeskripsikan dorongan yang tiba-tiba melandaku. Dalam sekejap, aku tidak lagi mendekati seperti manusia; tidak ada lagi jejak kemanusiaan yang tersisa. Aku adalah pemangsa. Dia buruanku. Tidak ada yang lebih penting selain itu.”  -----

Kalimat-kalimat itu ada di bab pertama ‘Pandangan Pertama’ dalam versi bahasa Indonesia series Midnight Sun.

-----  “Rasa haus membakar kerongkonganku seperti tinju api. Mulutku hambar dan kering. Liur yang menetes deras tidak mampu mengusirnya. Perutku melilit oleh lapar akibat haus. Otot-ototku menegang siap terlontar.”  -----

Kalimat-kalimat itu juga ada di bab pertama.

Di Midnight Sun, kita bisa ngerasain emosi Edward, rasa frustasi nya, rasa takut nya, pokoknya hal-hal yang bikin kita simpati sama Edward, dan buat kita makin jatuh cinta sama vampir tampan ini.

Dan karena gue yang jatuh cinta lagi sama Edward Cullen berkat Midnight Sun, timbul rasa kangen buat nonton Twilight Series lagi. Selesai baca Midnight Sun, mulai deh movie maraton Twilight Series. Dari mulai Twilight, New Moon, Eclipse, Breaking Dawn part 1 dan Breaking Dawn part 2. Dan yang tadinya gue udah gak pernah dengerin lagu Christina Perri ‘A Thousand Years’ jadi dengerin terus. Di play berulang-ulang dan sampe hari ini masih belum bosen.


Dan hari ini gue baru aja selesai nonton Breaking Dawn part 2, tapi rasanya masih kangen sama Twilight, jadi nanti malam mau gue tonton ulang Twilight-nya. Padahal gue baru tonton Twilight kemarin malem. Kurang kerjaan ya? Haha. Ini efek jatuh cinta lagi sama Edward Cullen, jadi gak berhenti-henti buat fangirl.




Satu hal yang perlu kalian tau, gue emang jatuh cinta sama Edward Cullen, tapi I’m not a fan of Robert Pattinson. Itu karena, gue tipe orang yang sering jatuh cinta dengan tokoh laki-laki utama di novel atau film. Gue jatuh cinta sama karakter mereka, ya meskipun gak dipungkiri gue juga jatuh cinta sama wajahnya kalau dalam film. Dan Robert Pattinson, sangat-sangat pas dengan peran Edward Cullen. Kan banyak ya, yang kita jatuh cinta sama novel nya, tapi kita kurang respect sama film nya, karena pemain nya yang menghancurkan imajinasi kita sebagai pembaca.

Jujur aja, gue lebih dulu liat film Twilight dari pada novel nya. Dan dari awal udah jatuh hati sama Robert Pattinson si Edward Cullen ini. Nah pas baca novel nya, gue kira imajinasi gue bukan Robert Pattinson. Tapi ternyata, ketika gue baca, yang ada di pikiran gue ya si Robert Pattinson. Tapi kalau untuk Bella Swan, dipikiran gue masih kabur, kadang Kristen Stewart, kadang imajinasi gue sendiri. Bukan karena Kristen Stewart gak meranin Bella Swan dengan baik. Tapi menurut gue, karakter Bella Swan di novel dan film nya agak beda. Di novel, Bella Swan lucu, lucu akan tingkahnya, dan lucu akan pemikirannya. Yang gak bisa kita temuin di film nya. Mungkin ini karena di novel, lebih mengekspos pikiran si tokoh. Apa yang dipikirkan, apa yang di rasakan lebih dijelaskan, tanpa perlu kita menebak-nebak seperti di film. Tapi gak ada lagi yang cocok untuk peran Bella Swan kecuali Kristen Stewart.

Ok, sekarang ini gue emang lagi fall in love again with Edward Cullen. Rasanya gak mau berhenti liat film nya dan baca novel nya. Tapi gue tau ini gak akan bertahan lama, begitu gue liat film lain atau baca novel lain dan tokoh utama laki-laki nya buat gue jatuh cinta, pasti gue akan lupa sama sosok Edward. Tapi gue yakin, kalo pada akhirnya sosok Edward Cullen akan buat gue jatuh cinta lagi dan lagi.

Stephenie Meyer is the best writer.

Dan kalo gue di suruh milih antara film atau novel nya. Jawabannya, novel. Karena menurut gue baca novel nya lebih menguras emosi dan perasaan. Juga kita bisa lebih merasakan emosi dari para tokoh-tokohnya. Pokoknya novel nya jauuuuh lebih keren, lebih romantis, dan lebih bikin frustasi.

Ok, this is enough. Silahkan kalian beli novel-novel Twilight Series di toko buku. Thank you so much. Dan sampai jumpa di postingan selanjut nya. Love, Kiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar